Senin, 19 Maret 2012

Benarkah Nasi Putih Makanan Tak Sehat

Beras merah bisa menggantikan nasi putih, bahkan menurunkan risiko diabetes hingga 16%.
Minggu, 25 Juli 2010, 17:57 WIB
Hadi Suprapto, Lutfi Dwi Puji Astuti 
Hidangan Bak Kut Teh dengan nasi dan sayur asin (VIVAnews/Renne Kawilarang)
BERITA TERKAIT
VIVAnews - Nasi putih sudah menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun sebuah penelitian dari Universitas Harvard menemukan bahwa mengkonsumsi nasi putih sangat tidak sehat untuk para penderita diabetes. Lalu, makanan apa yang bisa menggantikan nasi putih?

Seperti dikutip dari laman Genius Beauty, peneliti menyatakan bahwa beras merah bisa menggantikan nasi putih, bahkan menurunkan risiko diabetes hingga 16 persen.
Mengganti nasi putih dengan beras merah merupakan salah satu cara terbaik menekan peningkatan gula darah. Alasannya, nasi halus atau putih bisa meningkatan kadar gula darah Anda.

Studi ini dilakukan di AS yang melibatkan lebih dari 200 ribu orang. Hasil penelitian, ditemukan bahwa porsi makan 150 gram beras putih lebih dari lima kali seminggu meningkatkan risiko diabetes sebesar 17 persen dibandingkan dengan orang-orang yang makan hanya satu porsi nasi dalam sebulan.

Hal ini dijelaskan oleh fakta bahwa beras merah kaya serat yang bisa digunakan untuk diet. Penggilingan beras coklat menghapus sebagian besar serat tersebut, sehingga kadar glukosa darah lebih tinggi.

Beras putih lebih sehat daripada beras putih dilihat dari konten serat dan nutrisi. Bran atau bekatul dari gabah mengandung vitamin B, mineral, serat, asam folat, juga kaya kalium, seng, tembaga, dan yodium. Selain itu beras pecah kulit memiliki rasa kacang ringan.

Jadi pecinta nasi putih harus beralih ke beras merah dan biji-bijian lainnya. Para peneliti merekomendasikan mereka yang suka makan banyak nasi putih untuk menggantinya dengan beras merah. (sj)

Analisa artikel berdasarkan penulisannya sesuai dengan EYD.
1.Topik
Artikel yang dibahas adalah bermakna kesehatan, yaitu membahas nasi putih merupakan makanan yang kurang baik untuk penderita penyakit diabetes.

2.Analisa
- Judul pada artikel yang diambil dari VIVAnews.com pada tanggal 25 juli 2010, 17.57 wib.
      “Benarkah Nasi Putih Makanan Tak Sehat”
Judul ini merupakan kalimat pertanyaan maka seharusnya diakhir kalimat diberi tanda Tanya (?), dan ada kata yang tidak baku yaitu kata “tak” seharusnya menggunakan “Tidak”.

Kalimat yang seharusnya :
     “Benarkah Nasi Putih Makanan Tidak Sehat ?”

-Pada paragraf 6 disebutkan “bran atau bekatul dari gabah..” ini adalah kata-kata istilah yang tidak semua pembaca memahami dan seharusnya diberi keterangan dalam tanda kurung ( “( )” ).

Minggu, 18 Maret 2012

Asset Dan Liabilities Pada Bank

Bank memiliki dua bagian dana atau bagian yang dapat menjalankan operasi perbankan yaitu Asset dan Liabilities.

ASSET                  LIABILITIES
Cash reserves         Deposito III
Loan / Kredit          Securities II
Securities                Capital I
Othet Asset

Di dalam aktiva terdapat securities, yaitu surat berharga atau biasa disebut saham (stock). Yang diperjual belikan di bursa efek indonesia dan keuntungan dari memiliki saham adalah mendapatkan deviden.
Loan adalah pinjaman dana oleh masyarakat kepada pihak bank dan akan di kembalikan secara kredit.

Pencatatan akun dalam perbankan harus selalu dilaporkan ke bank indonesia agar dapat dipantau perkembangannya oleh bank indonesia.

Contoh pencatatn akun dalam perbankan:
Apabila ada nasabah yang akan menabung dengan nilai Rp 5.000.000
Pada hari itu, maka akun yang di catat adalah.

Kas                                 Rp 5.000.000
          Tabungan                         Rp 5.000.000

Minggu, 11 Maret 2012

Lembaga Keuangan

 Sebelum adanya sebuah bank sebagai perantara keuangan, orang yang mempunyai kekurangan / minus dalam masalah keuangan bingung untuk meminjam uang, Karena jika seorang yang minus/(B) ingin meminjam uang mereka harus mempunyai / mangenal orang yang berlebih dalam keuangan/(A). syarat tejadinya aksi diatas adalah pihak A dan B harus saling kenal dan uang yang dipinjam harus sesuai dengan pinjaman yang disepakati/yang dimiliki oleh pihak A. karna susahnya untuk mencari pinjaman dengan seseorang yang kita kenal maka akhirnya bank pun hadir dengan tujuan untuk menolong orang yang kekurangan untuk meminjam uang dan tempat menabung orang yang berlebih keuangan. Bank akan memberikan bunga bank kepada setiap nasabah baik yang meminjam ataupun yang menaruh uang nya dengan tujuan semakin banyak nasabah yang menggunakan jasa bank.
Bank akan mendapat keuntungan jika bunga peminjam lebih besar dari bunga yang menabung, pihak A akan menyetor uangnya pada bank sebagai deposito, baik itu dalam bentuk seving deposito/tabungan, demand deposito/ giro atau pun dalam bentuk time deposito /deposito yang masing – masing akan mendapat bunga sesuai ketetapan. Pihak B yang kekurangan akan meminjam uang ke bank yang disebut dengan kredit yang juga akan dikenakan bunga oleh pihak bank, bank bukan hanya satu-satunya perantara keuangan, selain bank ada juga pasar modal(capital market) sebagai perantara keuangan yang tujuannya sebagai tempat untuk bertemunya pihak A dan B baik yang saling kenal maupun yang tidak saling kenal dengan menjual dan membeli saham(surat kepemilikan) dan juga obligasi(surat hutang).
Orang yang melakukan transaksi dipasar modal umumnya membeli saham dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau deviden, deviden akan dibagikan kepada setiap pemegang saham pada saat RUPS(rapat umum pemegang saham) yang dilaksanakan dalam satu tahun sekali. Tapi banyak juga orang yang melakukan short transaction sebagai cara cepat untuk mendapat keuntungan atau kali ini disebut dengan capital gaint atau keuntungan pada saat penutupan pasar. Tapi tidak jarang juga orang membeli obligasi dipasar modal untuk mendapat keuntungan yang biasa disebut diskonto. Jika pihak A atau B melakukan transaksi didalam pasar modal dan mandapat kerugian maka kerugian tersebut akan langsung jatuh kepada nya tanda ada yang menjamin kerugian tersebut. Sedangkan jika pihak A dan B melakukan sebuah transaksi di bank maka jika mengalami kerugian bank akan menanggung kerugian tersebut.
Bank sebagai perantara keuangan tidak mau menanggung kerugian tersebut seorang diri maka bank menggandeng atau mengasuransikanya kepada perusahaan asuransi untuk ikut menanggung kerugian tersebut. dengan jaminan dengan membayarkan dana yang disebut dengan premi asuransi, tapi perusahaan asuransi juga tidak mau menanggung kerugian yang terlalu besar. Maka perusahaan asuransi tersebut juga menggandeng atau mengasuransikan lagi kepada perusahaan asuransi lainnya yang disebut perusahaan reasuransi untuk ikut menanggung kerugian tersebut. Pihak asuransi yang direasuransikan juga tidak mau menanggung kerugian yang besar maka dari itu perusahaan akan melakukan retrosesi atau mengasuransikan lagi ke perusahaan retrosesi yang hanya ada di luar negri atau Negara lain yang memiliki perusahaan tersebut, karena perusahaan retrosesi belum ada diindonesia. Perusahaan retrosesi sebagai penanggung terakhir sebuah kerugian maka akan membuat anak perusahaan baru dengan dana  usaha yang diretrosesikan oleh perusahaan reasuransi untuk mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya sebagai jaminan untuk menanggung bila terjadi kerugian. Maka anak perusahaan tersebut mencari keuntungan di pasar modal, pasar modal yang digunakan untuk mencari keuntungan adalah pasar modal diindonesia, karna pasar modal Indonesia adalah pasar modal yang paling banyak melakukan transaksi. Saham bank yang melakukan asuransi ternyata ada juga dipasar modal jadi perusahaan baru yang dibuat oleh perusahaan retrosesi tersebut membelinya dengan tujuan untuk mengatur bank, jika ingin mengasuransikan dana maka ke perusahaan-perusahaan yang menjadi cabang-cabang yang berada pada pihak perusahaan sendiri. Pihak bank juga membuat anak perusahaan baru dengan tujuan mendapat keuntungan yaitu perusahaan leasing. Sebagai tempat untuk nasabah yang ingin membayar cicilan motor dan mobil, dengan ikut menggandeng perusahaan pembuat motor dan mobil. Pihak leasing juga mengasuransikan usahanya pada perusahaan asuransi agar jika terjadi kehilangan motor ataupun mobil pihak leasing tidak menanggung sendiri kerugiannya.
Jadi kesimpulannya adalah perantara-perantara keuangan yang ada diatas saling mengaitkan satu sama lainnya… sekian..

Minggu, 04 Maret 2012

Perkembangan Perbankan di Indonesia dari tahun 1990-sekarang

Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Sekilas sejarah ringkas perbankan di Indonesia

Periode I : Jaminan penjajahan Belanda sampai kependudukan Jepang. Banyak beroperasinya bank-bank milik Belanda (De Java Bank, De Nederlandsche Handel Maatschappij, De Nationale Handelsbank dan Escompto Bank) dan bank-bank lain yang berasal dari Inggris, Australia dan Cina. Namun ada juga bank milik pribumi yaitu Bank Desa, Lumbung Desa dan Alegemene Volkscredietbank AVB).

Periode II : Pada tahun pertama pendududkan Jepang, kantor-kantor bank ditutup. Pada tanggal 20 Oktober 1942 semua bank Belanda, Inggris dilikwidasi namun AVB tidak dilikwidasi.

Periode III : Dibukanya Bank Industri Negara yang bergerak di bidang pembelanjaan pembangunan khususnya industri dan pertambangan.

Periode IV : Merupakan periode orde baru, dimana perekonomian terpimpin diganti menjadi perekonomian yang lebih demokratis. Bank-bank pemerintah pun dikembalikan menjadi bank umum dengan tugas khusus.

Kondisi Perbankan Semakin Membaik
Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya keketatan likuiditas perbankan dan tumbuhnya total kredit perbankan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mulyaman D Hadad mengatakan, berdasarkan data perkembangan terakhir, keketatan likuiditas sudah berkurang. "Dalam 2 bulan terakhir likuiditas mulai berkurang, tapi masih menjadi perhatian kita," kata Mulyaman.
Bertambahnya likuiditas perbankan tersebut karena ada pelonggaran ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) dan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), sedangkan total kredit tahun per tahun tumbuh 37,1 persen. Kredit investasi juga mencatat pertumbuhan tahunan tertinggi 42,9 persen, kredit modal kerja tumbuh 39 persen, kredit konsumsi tumbuh 33 persen.
Adapun tingkat kredit macet (Non Performing Loan/NPL) relatif stabil 3,9 persen. Kecukupan modal perbankan (CAR) juga masih tinggi mencapai 16 persen.
"Risiko kredit dan risiko pasar masih tergolong rendah, namun berpotensi meningkat apabila pemburukan ekonomi global berlanjut," tutur Mulyaman.
Lebih lanjut Mulyaman memperkirakan, jika pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,9-5 persen, pertumbuhan kredit bisa mencapai 15-20 persen di tahun 2009 mendatang.

BI Rate Naik, Bagaimana Kondisi Perbankan Indonesia?
(Vibiznews - Banking) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini, 5 Juni 2008, memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 8,50%. Kenaikan BI Rate ini ditetapkan setelah mencermati perkembangan terkini baik perekonomian global maupun domestik.

"Masih tingginya harga komoditas energi dan bahan pangan dunia serta dampak kenaikan harga BBM memberikan tekanan pada inflasi di tahun 2008. Bank Indonesia juga melihat bahwa tren peningkatan permintaan domestik turut memberikan tekanan pada inflasi inti. Perkembangan ini mendasari pertimbangan Bank Indonesia untuk menaikkan BI Rate pada bulan ini," demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Boediono

Boediono selanjutnya menyampaikan, "Inflasi pada 2008 kemungkinan akan meningkat pada kisaran 11,5-12,5% (yoy). Namun kami memperkirakan bahwa dengan berbagai kebijakan yang telah dan akan dilakukan, baik oleh Bank Indonesia maupun Pemerintah, inflasi akan kembali mengarah ke satu digit di tahun 2009 pada kisaran 6,5%±1%. Bank Indonesia akan memfokuskan pada upaya meredam dampak tidak langsung dari kenaikan harga BBM dan pangan. Untuk itu, Bank Indonesia akan memanfaatkan secara optimal seluruh piranti moneter yang ada, baik melalui BI Rate, pengendalian volatilitas nilai tukar, penyerapan ekses likuiditas, optimalisasi Operasi Pasar Terbuka (OPT), maupun kebijakan-kebijakan lainnya."
Selanjutnya, dalam rangka optimalisasi pengendalian OPT, maka terhitung sejak tanggal 9 Juni 2008, Bank Indonesia akan melakukan perubahan sasaran operasional dari suku bunga SBI 1 bulan menjadi suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Dengan perubahan tersebut, Bank Indonesia akan menjaga pergerakan suku bunga PUAB O/N disekitar level BI Rate", demikian tambah Boediono.

"Penerapan inflation targeting framework dalam rejim nilai tukar mengambang bebas akan tetap menjadi pegangan Bank Indonesia. Upaya menjaga volatilitas nilai tukar merupakan unsur penting dari kebijakan tersebut dalam menurunkan tekanan inflasi. Ke depan, Bank Indonesia melihat ruang bagi apresiasi rupiah, sejalan dengan dukungan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)", tambah Boediono.

Inflasi IHK Mei 2008 secara bulanan berada jauh di atas pola historisnya dan meningkat menjadi 1,41% dari 0,57% di bulan sebelumnya. Sementara itu, secara tahunan, inflasi Mei 2008 tercatat sebesar 10,38% atau meningkat signifikan dibanding inflasi tahunan bulan sebelumnya (8,96%). Dengan perkembangan tersebut, inflasi year-to-date sampai dengan bulan Mei 2008 telah mencapai 5,47%.

Kenaikan harga BBM bersubsidi di akhir bulan memberi dampak yang signifikan pada peningkatan laju inflasi Mei 2008. Aksi menaikkan harga berbagai komoditas menjelang kenaikan harga BBM berkontribusi terhadap tingginya inflasi Mei 2008. Mengingat bahwa dampak kenaikan BBM diperkirakan belum sepenuhnya terefleksi pada inflasi di bulan Mei 2008 maka tekanan inflasi akibat kenaikan harga BBM diperkirakan masih akan berlanjut kembali di bulan-bulan selanjutnya.

Dampak Peningkatan Inflasi Terhadap Dunia Perbankan
(Vibiznews – Banking) – Bagaimana dampak atas kenaikan inflasi yang diumumkan oleh BPS kemarin? Apakah hal ini berpengaruh signifikan terhadap dunia perbankan? Tentunya pertanyaan ini menjadi pertanyaan besar dalam benak kita semua. NPL perbankan asing mengalami peningkatan dalam kuartal pertama ini disertai dengan turunnya asset serta laba perbankan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sebagai contoh : Citibank, mencatatkan peningkatan NPL gross menjadi 7,33% dari posisi sebelumnya 4,75%. NPL net meningkat menjadi 0,99% dari sebelumnya 0%. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga bank tersebut juga menurun menjadi 73,60% dari semula 81,43%, demikian juga net interest margin (NIM) menjadi 7,95% dari 8,85%. Nilai aset Citibank dari posisi akhir tahun lalu Rp45,02 triliun menurun pada akhir kuartal pertama menjadi Rp43,14 triliun. Namun, secara year-on-year aset mengalami kenaikan dibandingkan dengan Maret 2007 sebesar Rp37,92 triliun.

HSBC mencatatkan kenaikan NPL gross dari posisi semula 10% menjadi 11%. Namun, indikator keuangan lainnya, seperti DPK, realisasi kredit dan laba mengalami kenaikan. Sedangkan. kenaikan NPL terbesar kategori bank asing dialami Standard Chartered dari posisi Maret 2007 pada level 4,2% menjadi 6,29% (y-o-y). Sementara itu, ABN Amro meski mengalami penurunan NPL gross, rasio kredit bermasalah net-nya mengalami kenaikan dari 0,51% menjadi 0,58%.

Hal ini menandakan rendahnya kemampuan masyarakat dalam membayarkan kredit. Hal ini ditopang oleh nilai uang yang semakin tidak berarti dalam era modern ini dikarenakan inflasi telah menggerogoti nilai mata uang Indonesia. Ditambah lagi, semakin banyak pengannguran yang tercipta akibat inflasi

Pihak Bank Indonesia sedang mempertimbangkan sebuah kebjakan moneter sebagai aksi atas efek dari kenaikan harga BBM Bersubsidi 28,7 persen pada 23 Mei lalu. Beberapa pilihannya antara lain adalah instrument suku bunga dan likuiditas. Kebijakan ini diambil agar kenaikan harga BBM tidak akan merembet kemana-mana. Tentunya hal ini harus diimbangi dengan tindakan bantuan dari pemerintah sehingga tidak hanya menggunakan instrument moneter guna mengatasi inflasi. Mungkin instrument fiskal tepat untuk dilakukan.

Tindakan BI jika menaikan suku bunga akan membuat dunia pasar modal menjadi semakin terkoreksi menuju titik terendah. Hal ini dibuktikan dengan pengumuman tingkat inflasi yang telah merendahkan Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan kemarin. Kebijakan Bank Indonesia dalam menaikan suku bunga akan menambah beban yang akan ditanggung oleh Bank Indonesia dalam membayarkan bunga sehingga posisi ini akan membuat Bank Indonesia mengalami defisit dalam laporan keuangan yang mereka laporkan.

Sumber : http://wenysilvia130706.blogspot.com/2009/11/perkembangan-perbankan-di-indonesia.html

§ http://www.sripoku.com/Kondisi-Perbankan-Semakin-Membaik.htm
§ http://www. an investment & financial web from vibizportal.com/articles_financial.php.htm
§ buku ekonomi uang dan bank. Penerbit Gunadarma