Senin, 28 Maret 2011

jalan-jalan di curug cibereum

Di suatu akhir pekan, saya berkesempatan mengunjungi Curug Cibeureum. Curug Cibeureum adalah salah satu dari tiga air terjun yang terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dari Jakarta, arahkan kendaraan menuju wilayah Puncak, Bogor dan ikuti saja rute menuju kebun Raya Cibodas yang dapat ditempuh dalam waktu 2 jam. Memasuki Kebun Raya Cibodas, Anda akan disuguhi udara dingin dan segar. Sebaiknya Anda berangkat di pagi hari agar terhindar dari kemacetan yang selalu terjadi di daerah puncak dan sekitarnya pada akhir pekan.

Setelah tiba di kebun Raya Cibodas, Anda dapat langsung menuju Pos I Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pos I ini adalah awal perjalanan menuju Curug Cibeureum dan juga titik awal bagi para pendaki yang ingin mendaki Gunung Gede. Sewaktu saya kesana, Gunung Gede sedang ditutup untuk pendakian hingga Bulan Maret 2010. Hal ini merupakan penutupan rutin untuk memberi kesempatan biota tumbuhan di Gunung Gede tumbuh dan berkembang. Di pos penjagaan, saya diharuskan membayar tiket masuk seharga 3.000 rupiah dan meninggalkan nama dan alamat di buku tamu.

Perjalanan menuju Curug Cibeureum merupakan perjalanan yang cukup melelahkan. Selama sekitar 2 jam saya berjalan melalui jalanan dan anak tangga yang berbatu dan agak licin sehabis diguyur hujan malam harinya. Saya harus berhati-hati meniti trek sepanjang 2,8 km ini karena bisa terpeleset atau jatuh. Tetapi perjalanan menuju Curug Cibeureum setimpal dengan pemandangan yang akan Anda dapatkan. Anda akan disuguhi pemandangan khas Hutan Hujan Tropis. Warna hijau dan bau khas hutan akan mengiringi perjalanan Anda.

Setelah sekitar setengah jam perjalanan, sampailah saya di Pos Telaga Biru. Di dekat Pos Telaga Biru terdapat sebuah danau seluas 0,2 hektar yang warna airnya dapat berubah-ubah menjadi merah, biru atau hijau tergantung dari perputaran pertumbuhan ganggang. Saya cukup puas untuk menikmati air telaga yang berwarna kehijauan sewaktu tiba disana. Di Pos Telaga Biru Anda dapat beristirahat sejenak untuk melepas lelah. Di dalam perjalanan menuju Curug Cibeureum, jika beruntung, Anda dapat melihat hewan yang hidup di Taman Nasional ini. Beberapa menit berjalan, saya melihat seekor tupai yang berlari cepat masuk ke balik pohon. Sayang saya tidak sempat mengabadikan tupai tersebut, tapi saya sudah cukup senang melihatnya walau sekilas saja.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga kaya dengan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh bebas disni. Selain tanaman pakis, saya mendapati Bunga Kecubung. Bunga Kecubung berwarna putih dan berbentuk seperti terompet. Daun Bunga Kecubung berkhasiat dapat mengobati rasa sakit. Setelah kurang lebih setengah jam berjalan, tibalah saya di jembatan kayu sepanjang 1 km. jembatan kayu ini diapit oleh pohon-pohon besar yang sangat cantik. Anda dapat berhenti sebentar untuk mengambi foto disini. Tetapi hati-hati dalam melangkah, di beberapa tempat jembatan sudah rusak sehingga bolong-bolong. Salah melangkah kaki anda bisa terperosok.
Jangan berlama-lama disini karena perjalanan menuju Curug Cibeureum masih jauh. Anda akan menemukan jembatan kayu lagi setelahnya. Disinilah pemandangan sangat indah. Rumput ilalang tinggi berjajar dengan berlatar belakang pemandangan gunung Pangrango dengan kabut yang menutupi puncak gunung sangat indah, sayang untuk dilewatkan. Tetap hati-hati dengan langkah Anda karena jembatan kayu disini sudah mulai rusak dan banyak bagian yang hilang.

Lepas dari jembatan kayu, jalanan kembali menanjak. Tetapi jangan menyerah dulu. Tidak lama lagi anda akan tiba di Curug Cibeureum. Suara air terjun yang menerpa batu sayup-sayup mulai terdengar. Benar saja, tak beberapa lama akhirnya saya tiba di Curug Cibeureum. Curug Cibeureum yang dalam Bahasa Sunda berarti Air Merah adalah air terjun setinggi kurang lebih 50 meter dan berada di 1.625 m dpl. Dinding tebing Curug Cibeureum ditumbuhi lumut merah (Spagnum Gedeanum) yang merupakan tanaman endemik di Jawa Barat. Selain Curug Cibeureum terdapat pula 2 air terjun lain dengan debit air yang lebih kecil yaitu Curug Cidenden dan Curug Cikundul.

Setelah sampai disini, jangan ragu untuk menceburkan badan Anda di bawah air terjun. Airnya yang dingin, jernih dan menyegarkan akan memberikan sensasi tersendiri. Jangan takut, Curug Cibeureum ini dilengkapi dengan fasilitas toilet untuk berganti baju dan tempat istirahat. Jadi selain berendam di air terjun Anda juga dapat sekedar duduk-duduk melepas lelah selama perjalanan di tempat istirahat sambil menikmati perbekalan yang Anda bawa. Jika Anda beruntung, biasanya sehabis hujan Anda dapat mencium kesegaran aroma tanah hutan hujan tropis. Bahkan menurut papan informasi yang terdapat disini, terdapat Katak Leptophryne Cruentata yang masuk dalam daftar merah IUCN sebagai kategori terancam punah. Letak antara Curug Cibeureum dan dua curug lainnya berdekatan sehingga Anda bisa mengeksplorasi kedua curug ini setelahnya.

Perjalanan saya mengunjungi Curug Cibeureum sungguh merupakan perjalanan yang menyenangkan. Kepenatan selama seminggu penuh langsung hilang di Curug Cibeureum. Suasana alam asri dan udara sejuk beserta segarnya air terjun Cibeureum menjadi bekal semangat saya menatap hari mendatang. Curug Ciebeureum, saya pasti kembali!

sumber : http://mentarisenja.multiply.com/journal/item/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar